Peta Episentrum Gempa Bumi (Foto/Zainul Arifin) |
Media memiliki peran
penting dalam rantai penyebaran informasi peringatan dini bencana tsunami. Percepatan
informasi kebencanaan agar segera disebarluaskan ke masyarakat. Tujuannya,
untuk meminimalisir korban jiwa maupun kerusakan sebagai dampak bencana.
Hal itu terungkap dalam
diskusi pada Sabtu 19 Maret kemarin di sekretariat Aliansi Jurnalis Independen
(AJI) Malang dengan tema Peran Media dalam Mata Rantai Peringatan Dini Bencana.
Diskusi ini menghadirkan perwakilan Stasiun Geofisika Karangkates Malang. Diskusi
ini sendiri rutin digelar dengan tema selalu berganti setiap Sabtu malam dengan
label ngAJI malam minggu (malming).
“Media memiliki peran
penting dalam penyebaran informasi peringatan dini bencana,” kata Zahroni,
pengamat Stasiun Geofisika Karangkates Malang.
Untuk bencana kegempaan
misalnya, pemerintah telah memasang tsunami
early warning system (TEWS).
Sepersekian menit setelah gempa berhasil terekam, informasi itu segera disebarkan
oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dalam skala pemerintahan
mulai pusat sampai tingkat kota/kabupaten, peringatan dini itu segera
disampaikan ke pihak berwenang untuk tindakan selanjutnya jika dianggap perlu.
Peringatan dini itu
segera disampaikan ke Presiden hingga Bupati/Wali Kota, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) sampai ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga ke
TNI dan Polri. Informasi ini juga disampaikan ke media agar segera
disebarluaskan baik itu melalui media penyiaran maupun melalui media siber.
Media ffektifitas sebagai
mata rantai peringatan dini kebencanaan. Sebab, daya jangkaunya luas, kecepatannya,
ketepatan dan ketangguhan, pembaharuan informasi, sumber daya manusia yang
handal, memiliki standar operasional prosedur penyiaran, dapat memberikan saran
penyelamatan sekaligus wahana edukasi bagi masyarakat.
Peran penting media
untuk menyebarkan peringatan dini bencana ini bisa dilihat pada peristiwa Tsunami
Jepang pada 11 Maret 2011. Selain TV NHK, saat itu ada 122 stasiun televisi, 24
radio AM dan 25 radio FM ikut menyebarkan peringatan dini tsunami. Informasi
yang cepat disampaikan dan akurat itu memiliki kontribusi penting untuk
menyelamatkan nyawa dan melindungi kehidupan.
Di Indonesia, butuh
proses untuk membangun media sebagai mata rantai peringatan dini. Mulai dari
menyusun kerangka peraturan penyebarluasan informasi peringatan dini yang
terintegrasi antara pemerintah dan media. Membangun kerjasama antara pusat
pusat peringatan dini dan media.
Pendidikan dan
pelatihan untuk jurnalis juga penting dilakukan. Agar penyebarluasan informasi
peringatan dini tetap relevan sehingga masyarakat dengan terbiasa terdidik dan
terbiasa untuk dapat cepat merespon informasi yang disampaikan.
No comments:
Post a Comment