12 Mar 2009

Karyawan Kertas Leces Bergolak, Tuntut Jajaran Direksi Diganti


SURYA, Kamis, 12 Maret 2009

Probolinggo Surya-Ratusan pekerja PT Kertas Leces (PTKL) Kabupaten Probolinggo yang tergabung dalam Serikat Pekerja Kertas Leces (SPKL) menggelar unjuk rasa. Massa menuntut pemerintah segera melakukan pergantian jajaran direksi, Rabu (11/3).

Ada sembilan poin yang menjadi sorotan pekerja di antaranya, terkait anggaran ratusan miliar yang merupakan laba perusahaan, termasuk suntikan dana dari APBN yang tidak jelas peruntukannya.

Anggaran ratusan miliar itu terdiri pemanfaatan laba perusahaan sebesar Rp 150 miliar pencetakan surat suara pemilu 2004, pemanfaatan bantuan dana eks APBNP 2006 senilai Rp 100 miliar, alokasi dana restrukturisasi sebesar Rp 25 miliar, Penyertaan Modal Negara (PMN) APBN 2007 sebesar Rp 175 miliar.

Selain itu, manajemen dianggap telah gagal melunasi semua kewajiban perusahaan berupa utang kepada beberapa pihak, termasuk menumpuknya stok gudang tahun 2007. “Kalau terus-terusan seperti ini, karyawan akan kena imbas. Bisa-bisa akan ada PHK massal,” tandas Arham, salah satu orator aksi demo.

Untuk itu, pekerja menghendaki adanya perubahan jajaran dewan direksi. Salah satu indikator kegagalan dewan direksi, menurut SPKL menyusul kegagalan PTKL memenangkan tender pengadaan kertas surat suara pemilu 2009.

Saat ini Dirut PTKL dijabat Robert Simanjuntak, Direktur Keuangan Nasir Leha, Direktur Pemasaran E Heru Pratjoyo dan jabatan Direktur Produksi kosong karena pejabat sebelumnya Faisol Haris sudah nonaktif.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris PTKL Abdullah Kamal didampingi beberapa manajer di antaranya Manajer SDM Abdul Hari dan General Manajer Plant, Slamet Riyadi menjelaskan, jajaran direksi tersebut sebenarnya sudah habis masa jabatannya sejak Juli 2008 lalu.

“Sekarang ini pemerintah tengah melakukan tahapan fit and proper test. Jadi, nggak perlu ada gejolak. Toh, SK para direksi yang ada sekarang hanyalah SK perpanjangan saja,” jelasnya.

Terkait dengan manajemen perusahaan, Abdullah Kamal memastikan, kondisi keuangan PTKL hingga akhir tahun 2009 akan membaik. Saat ini PTKL sudah memiliki investasi sebesar Rp 175 miliar dan target produksi 113.000 ton. “Target profit marginnya sekitar Rp 5 sampai Rp 7 miliar,” katanya.

Namun ketika disinggung soal jumlah utang PTKL, Abdulah Karim enggan berkomentar. “Yang jelas, kita sudah memiliki nilai investasi yang cukup besar,” kelitnya.

Terkait kegagalan PTKL memenangkan tender pengadaan surat suara, Abdullah Karim menilai karena metode pengadaan yang dilakukan KPU tahun ini tidak sama dengan tahun 2004. “Kalau dulu, KPU mengadakan kertas sendiri. Sekarang, pengadaannya two in one, kertas dan cetakan jadi satu paket, sehingga kami tidak bisa memperoleh tender,” jelasnya.

Sementara saat aksi demo berlangsung, massa sempatmeminta turun Sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Probolinggo, Khusnul Millad yang kebetulan sedang melintas. Millad diminta turun dari mobilnya serta diminta mendukung aksi yang dimotori SPKL.

Agggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) ini mengaku tidak bisa menolak permintaan pengunjuk rasa. “Saya dihadang, karena kebetulan saya juga banyak yang kenal. Saya mau menolak, nggak bisa. Terpaksa, saya turun dan mengikuti permintaan mereka,” katanya.

Namun, karena tidak tahu asal muasal digelarnya aksi tersebut, Millad mengaku tidak terlalu banyak bereaksi.“Permintaan pekerja atas dasar idealisme dan hati nurani. Karena untuk kebaikan, saya dukung saja,” tandasnya.st4

http://www.surya.co.id/2009/03/12/karyawan-kertas-leces-bergolak-tuntut-jajaran-direksi-diganti/

No comments:

Post a Comment