25 Aug 2010

Wartawan Protes atas Tewasnya Reporter Sun TV


Rabu, 25 Agustus 2010 13:18 WIB

MALANG – Wartawan di Malang dan Kediri menggelar aksi keprihatinan atas kekerasan yang menyebabkan kematian wartawan dengan kasus terbaru terbunuhnya Ridwan Salamun, kontributor Sun TV di Tual, Maluku Tenggara.

Aksi di Malang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di depan monumen Tugu, Kota Malang. ’’Kami mengecam aksi-aksi kekerasan oleh massa atau siapa pun yang menyebabkan kematian wartawan. Profesi jurnalistik professional dilindungi UU No 40/ 1999 tentang Pers,” kata ketua AJI Malang, Abdi Purmono, Selasa (24/8).

Sedangkan aksi di Kediri digelar wartawan yang tergabung dalam AJI dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di bantaran Sungai Brantas. Sebanyak 20 wartawan AJI dan PWI menghanyutkan keranda mayat ke Sungai Brantas sebagai simbol matinya kebebasan pers. ’’Kematian Ridwan ini menunjukkan bahwa negeri ini benar-benar tidak aman bagi jurnalis,’’ kata Ketua AJI Kediri Hari Tri Wasono dalam orasinya di bantaran Sungai Brantas.

Ridwan Salamun (35), repoter SUN TV (Grup MNC) di Ambon, Maluku, tewas dikeroyok saat meliput bentrokan warga di Tual, Maluku Tenggara. Ridwan meninggal dengan wajah memar terhantam benda tumpul dan kepala bagian belakang sobek tersabet parang.

AJI meminta kepolisian bersungguh-sungguh mengusut tuntas berbagai kasus kekerasan tersebut hingga pelakunya ditangkap dan diadili. Polisi diyakini mampu mengungkap kasus-kasus itu bila merujuk pada keberhasilan mengungkap kasus pembunuhan atas wartawan Radar Bali, Anak Agung Narendra Prabangsa, pada Februari 2010.

Sebelum kasus terbunuhnya Ridwan, pada Kamis (29/7) pagi, wartawan Merauke TV Ardiansyah Matra’is (25) ditemukan tewas terapung di Sungai Marau, kawasan Gudang Arang, Merauke, Papua. Kematian Ridwan dan Ardiansyah memperpanjang daftar kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan kelompok massa atau orang tak dikenal, serta jumlah dan kualitas kekerasan cenderung meningkat dibanding 2009.

AJI mencatat, pada Rabu (7/8), dua reporter televisi, Darussalam (Global TV) dan Mas’ud Ibnu Samsuri (Indosiar), diintimidasi dan diancam dibakar oleh sekelompok jawara saat meliput pencemaran limbah pabrik di Kecamatan Curug, Tangerang, Provinsi Banten. ’’AJI Malang juga mengingatkan kepada segenap insan pers untuk tidak melupakan kasus kematian Udin, wartawan harian Bernas, Yogyakarta,” kata Abel, aktivis AJI.

Menurutnya, kasus Udin nyaris terlupakan bila pada 18 Agustus lalu merupakan tahun ke-14 meninggalnya Udin. Wartawan ini mengalami penganiayaan pada 13 Agustus 1996 dan meninggal lima hari kemudian di RS Bethesda, Yogyakarta. Ironisnya, sampai sekarang otak dan pelaku utama penganiayaan tak berhasil diungkap polisi. ’’Kami menyerukan kepada seluruh wartawan untuk tetap bekerja dengan semangat tinggi dan bebas dari ketakutan,” tandas Abel.

Rasa duka juga turut disampaikan kepada keluarga almarhum Muhammad Syaifullah, wartawan merangkap Kepala Biro Kompas Kalimantan. Syaifullah ditemukan meninggal di rumah dinasnya di Perumahan Balikpapan Baru Blok S II Nomor 7, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (26/7) pagi. Namun, hasil autopsi menyebutkan Syaifullah meninggal bukan karena dibunuh. zar,ntr

http://surabayapost.co.id/mnu=berita&act=view&id=ca9ceaa5dbfda32f6f075cbd20ea3b6c&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

No comments:

Post a Comment