15 Sept 2009

Rahasia di Negara China


KOMPAS, Selasa, 15 September 2009 02:51 WIB

Oleh I Wibowo

Tidak ada yang lebih besar di China—dulu dan sekarang—ketimbang ”rahasia negara” (guojia mimi). Namun, jika ditanya apa itu ”rahasia negara”, orang hanya geleng-geleng kepala. Hanya negara yang tahu.

Negara menentukan mana yang rahasia dan mana yang bukan, dan orang dapat dijatuhi hukuman berat karena membocorkan rahasia negara.

Seorang wartawan New York Times, Zhao Yan, ditahan saat masuk China September 2004. Alasannya, dia menurunkan tulisan yang meramalkan Jiang Zemin bakal lengser sebagai kepala Komisi Militer. Zhao ditahan 19 bulan tanpa diadili lalu dituduh membocorkan rahasia negara kepada koran. Agustus tahun lalu, tiba-tiba Zhao dibebaskan dari tuduhan membocorkan rahasia negara, tetapi dipenjarakan tiga tahun untuk tuduhan lain.

Masih pada tahun 2004, Shi Tao, seorang wartawan, juga dituduh membocorkan rahasia negara. Gara-garanya dia menulis sebuah tulisan pendek di sebuah website yang berbasis di New York. Karena dokumen itu dianggap amat rahasia, dia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Secara resmi dia dituduh ”menyalurkan rahasia negara ke luar negeri”.

Lain lagi Tan Kai, seorang teknisi komputer. Pada 29 April 2006 dia ditangkap dan dituduh telah ”secara ilegal memperoleh rahasia negara”. Padahal, dia rutin bekerja membuat back up untuk seorang pegawai pada kantor Komite Partai Zhejiang. Dalam salah satu file itu konon tersimpan rahasia. Karena tuduhan itu, Tan Kai dijatuhi hukuman 18 bulan penjara oleh Pengadilan Tinggi Hangzhou.

UU Rahasia Negara

Bukan akhir-akhir ini China memiliki UU Rahasia Negara. Yang pertama tahun 1951, lalu diubah tahun 1989. Sebagai negara komunis, sejak awal berdirinya China menekankan ”keamanan negara” (guojia anquan). Seperti di Uni Soviet dan negara- negara komunis lainnya, pada tahun 1950- an, demi keamanan dikerahkan polisi rahasia untuk menangkap mata-mata sekaligus memantau warga negara. Hal ini terkait Perang Dingin saat itu, tetapi dalam rangka menepis gerakan dalam masyarakat yang menentang rezim komunis.

Setelah China memasuki fase reformasi, kebiasaan itu tidak serta-merta hilang. Perubahan dalam sistem ekonomi tidak mengubah pemahaman dalam hal keamanan negara. Hasil revisi UU Rahasia Negara tahun 1989 mencantumkan tujuh pokok yang masuk kategori rahasia negara. Ada rahasia tentang kebijakan penting milik negara, rahasia di bidang militer. Selain itu, juga rahasia dalam kegiatan diplomasi, rahasia dalam pembangunan ekonomi, serta rahasia di bidang sains dan teknologi. Yang keenam adalah rahasia dalam kegiatan untuk melindungi keamanan negara itu sendiri. Yang ketujuh merupakan pasal amat longgar: ”hal-hal lain yang dinyatakan sebagai rahasia negara oleh kementerian keamanan negara”. (Pasal 8) Rahasia negara tampak didefinisikan secara amat longgar, dan definisi itu ditentukan oleh negara sendiri.

Contoh paling menggegerkan dunia adalah masalah penyakit SARS. Penyakit ini sebenarnya telah menyebar di China selatan sejak akhir 2002. Namun, Pemerintah China menganggapnya sebagai rahasia negara. Meski akhirnya membuka rahasia tersebut, panyakit itu telah meluas di seluruh China dan dunia. Kasus sama terjadi di Sungai Songhua tahun 2005. Berita bahwa sungai itu telah tercemar limbah kimia tidak segera diumumkan dan dianggap rahasia negara. Akibatnya, sekitar 9 juta penduduk di kota Harbin tidak mendapat pasokan air bersih dan air beracun merembet ke wilayah Rusia.

Sistem rahasia negara dengan sendirinya membawa konsekuensi serius bagi wartawan dan mereka yang bekerja dengan informasi, seperti sarjana dan peneliti. Setiap saat mereka dapat dituduh memiliki rahasia negara. Para pembuat kebijakan di tingkat internasional, terutama di bidang kesehatan dan lingkungan, bisa dijerat membocorkan rahasia negara karena memakai data-data yang sungguh- sungguh akurat.

Internet

Kini, Pemerintah China sedang mengembangkan jangkauan ”keamanan negara” pada wilayah internet. Negara tidak hanya dapat diserang dengan senjata, tetapi juga dengan informasi yang masuk lewat internet. Rahasia negara dikhawatirkan dapat ke luar wilayah negara lewat internet atau dari luar orang dapat mencuri rahasia negara.

Mulai 1 Juli 2009, setiap orang di China yang membeli komputer, komputer itu sudah disertai Green Dam, sebuah peranti lunak untuk menyaring informasi yang ke luar dan masuk. Peraturan ini muncul setelah diterapkan pemantauan terhadap e-mail maupun website oleh Pemerintah China sejak akhir 1990-an. Yahoo! dan Google, dua perusahaan terkenal di bidang internet, pernah kena getahnya saat berani menentang Pemerintah China.

Kini, UU Rahasia Negara di China sedang direvisi dan undang-undang itu tidak akan dikendurkan, bahkan akan dibuat kian canggih. Walaupun sudah tak bernapaskan komunis lagi, undang-undang tersebut tetap mewarisi semangat zaman itu. Negara berada di atas masyarakat, mengawasi masyarakat, dan membuat masyarakat senantiasa ketakutan jangan-jangan melanggar pasal rahasia negara.

I Wibowo Pengajar Departemen Hubungan Internasional, FISIP UI; Ketua Centre for Chinese Studies, FIB UI

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/15/03212265/rahasia.negara.negara.rahasia

No comments:

Post a Comment