.jpg)
.jpg)
.jpg)
Delegasi peserta kongres bergairah mengusulkan nama-nama kandidat. Kegetiran dirasakan peserta kongres yang jagonya kalah. Tidak seluruh peserta kongres mendukung duet Nezar-Jajang. AJI Surabaya, misalnya, meninggalkan ruang sidang (walk out) untuk menolak pencalonan Nezar-Jajang.
Namun, di akhir kongres, delegasi AJI Surabaya tampak akur dengan ketua dan sekretaris jenderal terpilih. Begitu pula dengan beberapa delegasi lain yang tak mendukung pasangan Nezar-Jajang.
Sikap, tingkah laku, dan pilihan politik boleh berseberangan, tapi tidak lantas sampai merusak hubungan personal antarsesama anggota AJI. Mengutip pesan moral dalam novel Totto-chan karya Tetsuko Kuroyanagi, sesungguhnya tiada persaingan, tiada kalah-menang di kongres AJI.
Pemenang sejatinya adalah demokrasi. Demokrasi sebuah keniscayaan di AJI. Semoga jiwa demokratis yang dimiliki AJI tidak pudar hanya gara-gara perbedaan sikap, gaya, dan perilaku politik.
No comments:
Post a Comment